Sabtu, 23 Oktober 2021
JURNAL REFLEKSI MINGGU KE - 1 (4C)
BIODATA CGP ANGKATAN IV
Selasa, 19 Oktober 2021
REFLEKSI DIRI TENTANG PEMIKIRAN KIHAJAR DEWANTARA
- Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat. Merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan ayahnya bernama GPH Soerjaningrat.
ebagai bangsawan Jawa, Soewardi Soerjaningrat mengenyam Pendidikan Europeesche Lagere School (ELS), sekolah rendah untuk anak-anak Eropa.
Kemudian ia mendapatkan kesempatan untuk masuk School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA) atau yang sering disebut Sekolah Dokter Jawa. Namun, karena kondisi kesehatannya tidak mengizinkan, membuat Soewardi Soerjaningrat tidak tamat dari sekolah ini.
Selain sebagai wartawan, ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan politik. Ketika tahun 1908, Ki Hajar Dewantara aktif di seksi propaganda organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan memebangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Ada konsep trilogi pendidikan Kihajar Dewantara yang sangat terkenal yaitu sebagai berikut :
1) Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti bahwa pendidik yang berada di depan hendaknya menjadi contoh. Sung dalam bahasa Jawa berarti memberi, berasal dari kata asung. Sedangkan sung berarti menjadi, karena antara memberi dan menjadi memiliki makna yang berbeda.
2) Ing Madya artinya di tengah-tengah. Mangun memiliki arti membangkitkan atau menggugah dan Karsa artinya bentuk kemauan atau niat. Makna dari Ing Madya Mangun Karsa ialah seseorang di tengah harus juga mampu melibatkan diri membangkitkan atau menggugah semangat.
3) Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat sehingga memiliki arti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Pendidik harus mampu memberi kemerdekaan kepada peserta didik dengan perhatian sepenuhnya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan.
- Relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini bisa dikatakan belum sepenuhnya terealisasi. Karena guru di daerah saya masih sering melakukan pembelajaran konvensional. Sedangkan era saat ini guru dituntut harus bisa menjadi motivator atau pemberi semangat pada siswa dengan membebaskan mereka belajar sesuai kehendaknya dan kemampuannya. Dengan adanya guru penggerak ini semoga menjadi inovator untuk mengubah pola pembelajaran yang lebih efektif lagi agar sejalan dengan program merdeka belajar
- Dalam pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan saat ini meskipun saya belum sepenuhnya melaksanakan trilogi pendidikan seperti yang sudah diajarkan Kihajar Dewantara, Karena merasa kesulitan karena tidak adanya dukungan dari guru-guru lain. Namun hal yang selalu saya lakukan adalah memberi ketauladanan kepada siswa sesuai dengan trilogi "Ing ngarso sung tuladha" yang artinya guru harus menjadi panutan atau tauladhan yang baik agar bisa ditiru perilakunya tersebut oleh siswa. Salah satu contohnya sebelum saya melaksanakan shalat berjama'ah saya sudah terlebih dahulu mengambil wudhu dan berada di mushala lebih awal hal ini saya lakukan agar siswa pun merasa terpanggil untuk melakukan hal yang sama tanpa harus dipaksa dan diperingatkan berkali - kali
- Harapan saya sebagai seorang pendidik dengan memahami dan mempelajari biogragfi dan sejarah singkat Kihajar Dewantarta tadi adalah supaya dalam jangka waktu 3-4 tahun mendatang benar-benar sudah diterapkan pembelajaran yang berpusat pada murid, Sehingga guru hanya sebagai fasilitator dan pemberi semangat mereka selain itu juga guru bisa memberikan contoh ketauladanan yang baik yang akan ditiru oleh siswa. Disamping itu tidak ada lagi istilah siswa yang pandai, yang kurang pandai, nakal, dan lain-lain. Hal ini adalh hanya perbedaan kemampuan siswa saja, Karena kita tidak bisa memaksakan siswa harus menguasai hal yang sama. Namun setiap siswa tentu memiliki kelebihan masing-masing dan akan ada waktunya mereka untuk menonjolkan potensi yang mereka punya.
- Harapan saya pada murid-murid setelah menerapkan seperti yang dilakukan oleh Kihajar Dewantara semoga siswa akan lebih nyaman dalam belajar dan bisa bebas mengeksplorasi pendapat dan pengetahuan mereka, Dengan demikian kita anggap bahwa semua siswa adalah sama dan memiliki keistimewaan masing-masing. Tugas kita membimbing dan mendorong mereka untuk bisa lebih maju dan bisa menampilkan potensi yang ada dalam diri mereka.
- Kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa berpendapat dan diskusi sehingga menghasilkan output yang berani, tegas, dan bisa memecahkan masalah. Jika selama ini kegiatan diskusi dan mengemukakan pendapat adalah hal yang biasa dilakukan oleh kalangan mahasiswa namun saat ini jauh daripada itu sudah mulai diterapkan sejak di sekolah dasar. Hal ini bertujuan untuk membiasakan mereka mengemukakan pendapat dan menerima pendapat yang berbeda dari sudut pandang yang berbeda. Guru disini hanya sebagai fasilitator dan juga mendampingi siswa untuk memberikan pengarahan dan juga dukungan atas pendapat mereka, Selain itu guru juga harus menjadi cerminan bagi siswa untuk bisa menjadi tauladan yang baik bagi mereka.